Paket Buku Berisi Bom Meledak, Putuskan Tangan Seorang Polisi
Sebuah paket berisi buku yang mencurigakan, akhirnya diperiksa dan berusaha dijinakkan oleh polisi. Namun nahas, buku berisi bom itu meledak dan mengakibatkan putusnya tangan seorang polisi yang ternyata adalah Kasatreskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan.
- Setelah paket diterima, paket tersebut lalu disimpan di tempat penerimaan tamu. Namun sekitar pukul 14.00 WIB, pengurus Utan Kayu mencoba untuk membuka paket tersebut. Saat dibuka, didapati sebuah buku berjudul “Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa-Dosa Mereka Terhadap Islam dan Kaum Muslimin”.
- Saat buku itu dibuka, terlihat kabel-kabel mencurigakan. Lalu pengelola Utan Kayu pun memanggil petugas keamanan. Setelah dites menggunakan alat metal detector, bahan berbahaya ditemukan dalam buku tersebut. Pengurus pun menelepon kepolisian.
- Petugas kepolisian datang sekitar pukul 15.30 WIB, yaitu dari Polsek Matraman dan salah satunya Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dody Rachmawan.
- Paket buku lalu dibawa ke halaman kantor Utan Kayu. Polisi pun lalu menyiram buku tersebut dengan air dari selang berada di halaman.
- Kasat Reskrim Kompol Dody Rachmawan berusaha membuka paket buku tersebut dengan pisau sambil air terus menyiram buku tersebut. Setelah cover buku berhasil dirobek Kompol Dody dengan pisau dan tangan kirinya merobek buku setebal 412 halaman tersebut, dalam buku tersebut terlihat berlubang.
- Saat itu, baterai yang terlihat paling luar langsung ditarik oleh Kompol Dody yang saat itu sedang dalam posisi jongkok. Kontan, bom pun meledak dan melukai 3 orang polisi, termasuk Kompol Dody Rahmawan yang putus di pergelangan tangan kirinya.
Dua polisi yang berjaga di sekitarnya juga terpental dan terluka. Dua polisi tersebut yakni AKP Karliman dan Rahmad.
“Dan melindungi hak-hak setiap warga negara agar terbebas dari tindakan teror, intimidasi dan tindakan apapun yang merusak tatanan hukum yang berlaku,” tambah Yenny.
Ketua Umum AJI Nezar Patria juga menginginkan agar kasus ini harus diusut tuntas. Serangan terhadap penganjur kebhinekaan adalah pukulan keras bagi dasar kenegaraan Indonesia. Menurutnya, Republik Indonesia yang demokratis kini dalam bahaya.
Dengan bom berdaya ledak sekecil itu, menurutnya itu kriminalitas dan tidak terkait dengan teroris yang biasa beroperasi di Tanah Air.
Kriminolog UI Erlangga Masdiana juga berpendapat sama. “Teroris sebenarnya ada di mana-mana, bahkan dalam setiap individu ada kecenderungan jahat. Dalam teori kriminologi, begitu. Cuma masalahnya apakah dia terkontrol,” tutur Erlangga.
Kronologi peristiwa
- Paket mencurigakan itu awalnya dikirim oleh seorang kurir laki-laki pukul 10.00 WIB ke Sekretariat Utan Kayu yang juga Kantor Berita Radio (KBR) 68H. Paket tersebut ditujukan untuk pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla.- Setelah paket diterima, paket tersebut lalu disimpan di tempat penerimaan tamu. Namun sekitar pukul 14.00 WIB, pengurus Utan Kayu mencoba untuk membuka paket tersebut. Saat dibuka, didapati sebuah buku berjudul “Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa-Dosa Mereka Terhadap Islam dan Kaum Muslimin”.
- Saat buku itu dibuka, terlihat kabel-kabel mencurigakan. Lalu pengelola Utan Kayu pun memanggil petugas keamanan. Setelah dites menggunakan alat metal detector, bahan berbahaya ditemukan dalam buku tersebut. Pengurus pun menelepon kepolisian.
- Petugas kepolisian datang sekitar pukul 15.30 WIB, yaitu dari Polsek Matraman dan salah satunya Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dody Rachmawan.
- Paket buku lalu dibawa ke halaman kantor Utan Kayu. Polisi pun lalu menyiram buku tersebut dengan air dari selang berada di halaman.
- Kasat Reskrim Kompol Dody Rachmawan berusaha membuka paket buku tersebut dengan pisau sambil air terus menyiram buku tersebut. Setelah cover buku berhasil dirobek Kompol Dody dengan pisau dan tangan kirinya merobek buku setebal 412 halaman tersebut, dalam buku tersebut terlihat berlubang.
- Saat itu, baterai yang terlihat paling luar langsung ditarik oleh Kompol Dody yang saat itu sedang dalam posisi jongkok. Kontan, bom pun meledak dan melukai 3 orang polisi, termasuk Kompol Dody Rahmawan yang putus di pergelangan tangan kirinya.
Dua polisi yang berjaga di sekitarnya juga terpental dan terluka. Dua polisi tersebut yakni AKP Karliman dan Rahmad.
Foto-foto kronologis penjinakan bom
Kompol Dody Rahmawan berusaha membuka cover buku dengan disiram air
Cover buku ditarik oleh Kompol Dody Rahmawan
Baterai ditarik, bom pun meledak
Kompol Dody Rahmawan pun digotong karena tangannya putus
SBY harus bertindak
Direktur Wahid Institute Yenny Zannuba Wahid meminta agar Presiden SBY memerintahkan Kapolri untuk segera menangkap pelaku. Pengusutan tuntas harus dilakukan agar peristiwa teror bom tidak terulang.“Dan melindungi hak-hak setiap warga negara agar terbebas dari tindakan teror, intimidasi dan tindakan apapun yang merusak tatanan hukum yang berlaku,” tambah Yenny.
Ketua Umum AJI Nezar Patria juga menginginkan agar kasus ini harus diusut tuntas. Serangan terhadap penganjur kebhinekaan adalah pukulan keras bagi dasar kenegaraan Indonesia. Menurutnya, Republik Indonesia yang demokratis kini dalam bahaya.
Motif dan pelaku bom buku
Wawan Purwanto selaku pengamat intelejen mengatakan bahwa paket buku berisi bom yang dikirimkan bukan hanya bersifat pesan, tapi juga bermaksud untuk melukai.Dengan bom berdaya ledak sekecil itu, menurutnya itu kriminalitas dan tidak terkait dengan teroris yang biasa beroperasi di Tanah Air.
Kriminolog UI Erlangga Masdiana juga berpendapat sama. “Teroris sebenarnya ada di mana-mana, bahkan dalam setiap individu ada kecenderungan jahat. Dalam teori kriminologi, begitu. Cuma masalahnya apakah dia terkontrol,” tutur Erlangga.
0 Response to "Paket Buku Berisi Bom Meledak, Putuskan Tangan Seorang Polisi"
Posting Komentar